Monday, 24 December 2012

Ainun Ini, Ainun Itu

Saya Ainun,
Ainun Hapsari 
dan bukan Hasri Ainun Habibi yang mempunyai suami seorang genius bernama BJ. Habibi
dan bukan Emha Ainun Najib yang pandai berbicara dan disegani banyak orang
saya Ainun anak perempuan satu-satunya dalam keluarga saya.
saya memang tidak sehebat Ainun-Ainun yang lain, dan jangan bandingkan saya dengan Ainun-Ainun lainnya.
saya Ainun yang suka bermimpi dan mimpi saya banyak. 
Ainun yang ini dan Ainun yang saya sebutkan tadi memiliki kesamaan yaitu kami muslim. meski Ainun yang ini mungkin tidak serajin Ainun yang lain dalam beribadah, tapi saya mempunyai kepercayaan dan sangat yakin bahwa Allah SWT itu ada. kalian tau maksud saya kan?
meski Ainun yang ini belum sehebat Ainun yang lain, tapi saya yakin akan lebih hebat daripada mereka dalam jalan saya sendiri.
Karena saya Ainun Hapsari.

Saturday, 8 December 2012

nenek moyang kehidupan dunia maya

 
kapan manusia moderen mulai suka sharing sesuatu di dunia maya? siapa nenek moyang nya?
saat friendster kah? facebook? blog? tapi kalo twitter itu udah jadi cicitnya.
banyak sisi yang bisa kita ambil atau kita nilai dari apapun yang orang lakukan di dunia maya (sharing).
dari mulai youtube dengan hiburan video sampai pembelajaran via video atau bahkan video yang gak penting untuk konsumsi umum. sampai twitter yang membawa hal pribadi jadi konsumsi umum.
tapi satu sisi yang saya salut adalah adanya google. mungkin saya yang tidak tau bagaimana sistem google itu, tapi saya salut dengan orang-orang yang berbagi hal-hal berharga untuk kehidupan orang lain. ya gak sih? mungkin karena alasan buat penghasilan. tapi walaupun tidak bisa dipertanggung jawabkan seperti buku yang dicetak tapi banyak fakta-fakta yang tersaji di dunia maya ini melalui google.  mereka yang mau berbagi dengan apa yang mereka punya itu salut deh ! cape tau sharing-sharing begitu. kecuali yang memang sudah kecanduan internet itu masalah lain.

CHEF WANNA BE !

saya sering berfikir bagaimana cara sebuah restoran masuk dalam daftar restoran terbaik?? saya search di google dan beberapa memang masuk akal dan sudah bisa saya tebak. tapi kebayang gak gimana cara kerja para karyawan atau team sebuah restoran itu bekerja? ketika suatu hari saya mendapat cerita dari teman saya yang bekerja di sebuah restoran terbaik ke-2 di asia tahun 2012. inti cerita teman saya itu adalah "a chef is just nothing without his team!" bikin saya makin berfikir dan karena saya sudah sedikit merasakan sebagai bagian dari sebuah restaurant team, komunikasi dan pendekatan seperti apa dan mungkin itu sudah dijodohkan sama Tuhan untuk membentuk sebuah team yang solid. mungkin juga chef dan team bagus untuk perkembangan restoran dan bisnis tapi tidak cocok apabila untuk kehidupan sosial. tapi sejauh ini saya belum pernah melihat atau mendengar cerita kalau chef dan team yang cocok dikerjaan, cocok juga di kehidupan sosial sehari-hari. bisa ngobrol secara pribadi, bercanda dan sharing ide yang tak terbatas. sulit dan jarang mungkin yang bisa seperti itu. kayaknya sewaktu kita menjadi bawahan chef bakal banyak teman yang klop, tapi makin naik bakal makin sedikit teman yang klop karena kebanyakan teman kita bakal jadi rival atau sekedar teman kerja. ya gak sih?

sering penasaran gimana seorang chef itu bisa jadi chef muda yang karyanya dikagumi orang-orang dan bisa jadi kebanggaan ? suka baca profil chef-chef terkenal atau yang memang berprestasi. tapi saya rasa cerita dan pengalaman dibalik sebuah profil itu lebih panjang dan lebar dan lebih rumit untuk dijabarkan. saya mencoba untuk bisa seperti mereka on my own way, tapi toh setiap pribadi itu mempunyai kesempatan dan cara bertahan yang berbeda. jadi yah bagaimana nanti kita menjadi seorang yang memiliki sebuah posisi yang diinginkan banyak orang tergantung pada cara kita menjalani dan menuai hasilnya..

saya sering penasaran sama apa yang para chef itu pikirkan karena mereka kebanyakan lelaki. saya mencoba untuk berfikir dengan cara lelaki. tapi gimana?? saya sendiri ditakdirkan sebagai perempuan dan saya tidak berfikir untuk merubah takdir itu.
mungkin cara awal yang bisa saya lakukan adalah meniru. seperti sebuah quote "you are what you eat. you are what you wear." saya mencoba untuk meniru gaya para chef hebat, tapi kadang-kadang saja. soalnya cape juga meniru orang lain. hahha.
jadi ingat di kampus saya dulu diajarin kalo anak kitchen itu punya pride tepok dagu angkat keatas..ciyee !!