Saat
ini saya merasa dan baru kali pertama saya merasa bekerja di kitchen tidak
semangat. Biasanya kalau capek pun saya tidak merasa sedih. Ohya bukan sedih
tapi tidak senang. Atau mungkin ini yang disebut tidak cocok dengan pekerjaan
yang saya jalani. Baru saja bergabung lagi di company ini. Memang saya pindah
section, yang katanya section ini termasuk section kebanggan bagi orang yang
bisa bekerja disini. Dulu saya befikir bahwa saya bisa berkembang dalam hal ini
tambah pintar dan tambah cepat bekerjanya karena under pressure. Tapi setelah
saya merasakannya sendiri, ini membuat saya tumpul otak, jarang pegang pisau
dan tidak kena api. Pressure yang saya bayangkan ternyata bukan dari atasan
saya, tapi dari saya sendiri. Saya masih meraba dengan pekerjaan ini. Harus pas
waktunya dan lebih ke cara saya memahami komunikasi. Dulu yang saya bayangkan
adalah saya bisa belajar lebih bnyak disini. Tapi ini bukan yang saya inginkan.
Ada
terlintas untuk pindah dari company ini, tapi balik lagi, saya baru saja
sebulan disini. Istilahnya saya belum nemu celahnya. Saya cerita pada beberapa
teman saya, dan mereka bilang, “Bertahan nun supaya cv kamu bagus. Masa pengalaman
Cuma beberapa bulan itu gak bagus, berarti ada yang salah sama kamu.” Tapi mereka
tidak merasakan apa yang saya rasakan disini. Ditambah saya bertanya pada teman
yang sama-sama bekerja disini yang notabene lebih senior dan pernah bekerja
ditempat lain. “jangan lama-lama kerja disini, bikin bodoh, tumpul otak.” Tuh kan,
saya jadi makin galau. Saya juga memikirkan apa kata ibu saya nanti kalau saya Cuma
sebentar kerja disini. Dulu yang saya meyakinkan ibu saya bahwa ini adalah
pilihan terbaik saya untuk bekerja disini dengan segala resiko yang akan saya
dapat. Istilahnya belum juga balik modal, masa sudah mau cabut aja.
Banyak
teman-teman disini yang sudah melamar pekerjaan ditempat lain dan yah, saya
tinggal tunggu waktu saja mereka satu persatu
pergi. Bukan hanya teman-teman selevel saya, bahkan atasan saya juga
begitu. Tinggal tunggu waktu saja tempat ini regenerasi. Siapa kuat dan mau
bertahan disini.
Saya
dilanda krisis semangat! Saya yang dulu berfikir ini adalah langkah bagus untuk
memulai karir saya, kini sedikit goyah karena keadaan yang membuat saya
berfikir seperti ini. Kalau dipikir secara realita saya yang tadinya berfikir
kerja disini tidak masalah dengan gaji, jadi mikir lagi kalau ilmu dan
kemampuan saya tidak bisa berkembang dan gaji tidak bisa menyenangkan saya,
buat apa saya mempertahankan pride ini. Melihat realita yang saya hadapi dan
tujuan masa depan saya yang tidak bisa berjalan beriringan membuat galau mau
memilih mana? Salah satu chef yang saya pernah bekerja bareng pernah bilang “duit
itu mengikuti kemampuan! Kalau sudah di level supervisor baru bisa cari duit.” Tapi
saya melihat beberapa senior saya yang masih di level dibawah supervisor bisa
dapat duit kenapa nggak?
Pride
alias gengsi yang saya rasakan tidak se-gengsi yang sebenarnya. Saya sering
bertanya dalam hati “apakah teman-teman saya yang tidak bekerja di tempat
sebergengsi seperti tempat saya sekarang ilmunya lebih cetek daripada saya?” saya rasa tidak juga.
Sempat
ingin rasanya kerja di jogja saja yang notabene saya tidak perlu memikirkan
tempat tinggal dan kenyamanan rumah sudah pasti saya dapat dan saya bisa nabung
lebih banyak. Tapi kalau di jogja saya sulit untuk bisa mendapatkan buku yang
bagus. Maaf mungkin terlalu idealis. Tapi jujur, saya ingin bekerja di daerah
yang memungkinkan saya mendapatkan buku kitchen yang bagus yang kebanyakan
import karena saya dulu ketika kuliah tidak bisa beli buku kitchen yang mahal
itu dan saya ingin mewujudkannya ketika bekerja. Sebenarnya bisa saja saya beli
online atau titip teman yang ada di luar negeri atau yang ada di jakarta. Tapi kalau
bisa melihat, memilih dan membelinya sendiri itu ada kepuasan tersendiri. Kalau
di jogja? Aduh..sulit.
Yah
ini mungkin yang disebut galau kerjaan. The next step of working !
Ada
saran?
No comments:
Post a Comment